Dokter gigi yang tertarik menulis

Friday 30 March 2018

Prosedur Penyusunan Layanan Klinis, SOP penyusunan SOP Layanan Klinis


PROSEDUR PENYUSUNAN LAYANAN KLINIS

Prosedur penyusunan layanan klinis adalah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang digunakan dalam menyusun SOP layanan klnis yang ada di dalam unit layanan klinis yang terdapat di puskesmas atau bisa disebutkan dengan SOP penyusunan SOP (Layanan klinis).
Contoh SOP layanan klinis di unit layanan puskesmas antara lain: SOP injeksi intramuskular, SOP mandibular anastesi, SOP pengukuran tekanan darah, SOP insisi abses dsb.

Contoh Prosedur Penyusunan Layanan Klinis










Thursday 8 March 2018

Area prioritas unit layanan puskesmas, 3H + 1P (High Risk, High volume, High Cost, Problem Priority), FMEA

Penentuan Area Prioritas Dalam Fasilitas Kesehatan (Puskesmas)

Penentuan area prioritas (upaya perbaikan mutu layanan klinis yang perlu diprioritaskan) diperlukan karena adanya keterbatasan sumber daya yang ada di puskesmas. Oleh karena itu tenaga dengan pengelolah puskesmas menetapkan prioritas fungsi dan proses pelayanan yang perlu disempurnakan.

Penetapan prioritas dilakukan dengan kriteria misalnya (3H + 1P): high risk, high volume, high cost dan kecenderungan terjadi masalah/problem, atau didasarkan atas penyakit, kelompok sasaran, program prioritas.

Cara menentukan area prioritas di Puskesmas : 
  • Melakukan pertemuan yang melibatkan petugas pemberi layanan klinis
  • Menyusun semua unit pelayanan yang terdapat di puskesmas
  • Melakukan identifikasi fungsi dan proses pelayanan yang diprioritas untuk diperbaiki dengan kriteria yang ditetapkan menggunakan kriteria 3H + 1P (high risk, high volume, high cost & prioritas masalah/problem)
  • Memberi skor 1-10 untuk setiap unit layanan berdasarkan kriteria yang ditetapkan dengan (skor paling tinggi diberikan kepada unit layanan yang memiliki kecenderungan tertinggi terhadap kriteria yang ditetapkan)
  • Misalnya untuk unit pelayanan yang memiliki kriteria high risk (resiko tinggi). Laboratorium termasuk unit layanan dengan tingkat resiko yang tertinggi (penyebaran infeksi yang cukup tinggi, sample yang tertukar dll) maka dalam penentuan kriteria high risk (resiko tinggi) laboratorium memiliki skor tertinggi yaitu 10, baru kemudian unit layanan lain mengikuti dengan skor dibawah 10
  • Setelah semua unit layanan diberi skor sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 3H + 1 P, dihitung nilai akumulasi dari stiap unit layanan tersebut
  • Unit layanan yang memiliki skor/nilai akumulatif paling tinggi dipilih & ditetapkan sebagai area prioritas (unit layanan yang perlu diperbaiki lebih dahulu), salah satunya dilakukan FMEA untuk SOP unit layanan tersebut.
Berikut contoh penetapan area prioritas di puskesmas


Jadi berdasarkan tabel pemilihan dan penentuan area prioritas diatas didapatkan 3 area prioritas yang perlu diperbaiki lebih dahulu yaitu : Laboratorium, Ruang farmasi serta Ruang pendaftaran/Rekam medis.




Thursday 1 March 2018

Karies Gigi (Gigi berlubang) : Penyebab dan Pencegahan


KARIES GIGI ATAU GIGI BERLUBANG

Karies gigi atau yang sering kita dengar dengan gigi berlubang adalah salah satu dari masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai tidak hanya pada kelompok usia anak-anak tetapi juga pada orang dewasa. 
Gigi yang berlubang bisa menimbulkan ngilu bahkan nyeri yang dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari. Proses gigi berlubang akan terus berlanjut jika tidak mendapat penanganan yang baik bahkan bisa menyebabkan infeksi serius dan yang terparah bisa menyebabkan kematian. 

Karies Gigi 
Karies gigi yaitu kerusakan pada jaringan keras gigi yang dimulai dengan proses demineralisasi atau pelarutan pada lapisan terluar gigi atau lapisan email dan jika proses ini terus berlanjut tanpa ada pencegahan atau perawatan yang cukup dapat mengakibatkan gigi menjadi berlubang. Awal proses karies gigi biasa ditandai dengan white spot atau tanda putih seperti kapur pada permukaan gigi.



Bagaimana Gigi Bisa Berlubang
Didalam rongga mulut kita terdapat flora normal, yang disebut sebagai flora normal rongga mulut yaitu kumpulan bakteri atau mikroorganisme yang terdapat di rongga mulut manusia, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. 
Keberadaan bakteri – bakteri ini memiliki tugas sebagai pertahanan tubuh karena bisa menghasilkan suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme lain yang masuk ke rongga mulut. Bagai pedang bermata dua, bakteri – bakteri normal dalam rongga mulut ini selain memiliki peran pertahanan tubuh juga dapat merugikan dan menimbulkan penyakit untuk tubuh. Bakteri – bakteri tersebut bisa berubah menjadi penyakit dan merugikan tubuh karena adanya faktor pencetus yaitu kebersihan gigi dan mulut.
Seperti diketahui bersama bahwa rongga mulut merupakan jalan pertama dari proses pencernaan makanan, dimana makanan masuk dan mengalami proses pengunyahan sebelum masuk ke organ pencernaan selanjutnya yaitu lambung melalui kerongkongan. Sisa makanan didalam rongga mulut ini jika tidak dibersihkan akan diuraikan oleh bakteri – bakteri tersebut, dan dari proses penguraian tersebut akan menghasilkan asam. Asam yang terbentuk menempel pada lapisan terluar gigi atau email yang perlahan tapi pasti akan melarutkan lapisan gigi sehingga bisa menyebabkan gigi berlubang. 

Kenapa Gigi berlubang Bisa Menyebabkan rasa nyeri
Saat gigi sudah berlubang lapisan pelindung terluar dan terkeras gigi (email) sudah terkikis atau bahkan hilang, hilang lapisan email ini menyebabkan lapisan dentin (lapisan dalam gigi setelah email) mudah terpapar minuman / makanan panas atau dingin, udara dingin, makanan manis dan asam. Struktur lapisan dentin tidak sekeras lapisan email, pada lapisan dentin memiliki tubuli atau rongga - rongga yang bisa menghantarkan rasa yang diterimanya ke jaringan saraf. Itulah mengapa saat gigi berlubang, biasanya gigi menjadi lebih sensitif  terhadap rasa yang diterimanya terutama dingin dan manis.
Lubang pada gigi ini jika tidak segera mendapat perawatan yang cukup, proses gigi berlubang akan terus berlanjut dan akan merusak lapisan dentin, jika lapisan dentin sudah rusak maka jika ada rangsangan yang diterima akan langsung menyerang saraf gigi pada fase ini akan timbul rasa sakit yang cekot – cekot. Bahkan saat gigi tidak dalam kondisi terkena rangsangan seperti tidak saat digunakan untuk makan atau minum rasa sakit bisa muncul secara tiba – tiba (keluhan sakit spontan).

Cara Mencegah Gigi Berlubang 
Mencegah lebih baik daripada mengobati, terutama untuk gigi karena gigi merupakan jaringan tubuh yang tidak bisa melakukan regenerasi atau memperbaiki diri. Sekali gigi tersebut berlubang tidak akan bisa kembali utuh kecuali jika gigi yang berlubang tersebut dirawat dan di tambal. Gigi merupakan investasi karena sekali gigi permanen sudah tumbuh tidak akan tumbuh lagi untuk kedua kali nya. Maka dari itu pentingnya merawat gigi agar tidak belubang dengan cara yaitu :
1. Menyikat gigi secara teratur paling sedikit 2x sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur
2. Mengurangi makanan yang mengandung gula dan lengket seperti coklat, permen, kue dsb.
3. Berkumur dengan air putih setelah selesai makan terutama makan yang manis-manis.
4. Memperbanyak makanan sayur dan buah karena serat bagus untuk membersihkan gigi dari sisa makanan yang menempel
5. Tidak membiasakan mengunyah makanan hanya pada 1 sisi saja (rongga mulut), karena pada sisi yang tidak pernah digunakan untuk mengunyah makanan akan cenderung mudah terbentuk karang gigi.
6. Kontrol rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.  



INDIKATOR MUTU PUSKESMAS (INM, IMPP, IMPEL)

  ·          Indikator mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kese...