Dokter gigi yang tertarik menulis

Monday, 23 April 2018

Sariawan : penyebab dan penanganan

SARIAWAN, APTHOUS ULCER, APTHOUS STOMATITIS

Sariawan sering disebut dengan aphtous ulcer, aphtous stomatitis, cancre sores atau mouth ulcer. Tanda khas sariwan berbentuk cekung, sariawan, tidak memiliki penampakan bintil - bintil, berbentuk bulat atau oval, pinggiran sariawan harus berwarna merah (ciri adanya keradangan), warna dasar luka harus putih kekuningan. Berdasarkan ukurannya sariawan atau ulser (luka) dapat dibagi menjadi 3 yaitu minor, mayor dan herpetiformis 

  • Minor  yaitu ulser (luka) kecil ukuran < 4 mm sering terdapat pada mukosa bergerak, sembuh dalam waktu 14 hari dan tidak menimbulkan jaringan parut.
  • Mayor yaitu ulser (luka) besar mungkin > 1 cm terjadi pada daerah manapun termasuk dorsum lidah dan palatum keras, sembuh dalam 1-3 minggu dengan membentuk jaringan parut.
  • Herpetiformis yaitu beberapa ulser (luka) kecil yang bergabung membentuk ulser - ulser yang tidak teratur.


Sariawan umumnya dapat pulih sendiri (self limited disease) dalam waktu 1 - 2 minggu. Sariawan tidak lagi wajar apabila tidak berangsur pulih setelah 4 minggu. Tetapi kalau ada iritasi disekitar sariawan yang diketahui misalnya karena gingsul, tergigit dan pemakaian kawat gigi maka sariawan atau ulser lebih dari 4 minggu masih wajar.

Sariawan baru patut dicurigai ketika terjadi terus - menerus tetapi tidak diketahui faktor penyebabnya, apalagi jika diikuti dengan pinggiran sariawan yang mengeras. Selain itu sariawan atau ulser yang disertai demam atau gangguan pada kulit perlu diwaspadai sebagai tanda penyakit kanker mulut dan herpes.

Penegakan diagnosis sariawan dapat ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik pasien terutama pemeriksaan ukuran sariawan dan peninjauan kesehatan pasien.

Etiologi
Penyebab sariawan tidak jelas diketahui diduga karena adanya perubahan sistem immun (kekebalan) yang mudah dilihat tetapi tidak terbukti adanya penyait autoimmun atau reaksi immunologi klasik.
Sariawan dapat terjadi karena berbagai faktor predisposisi diantaranya :
  • Kekurangan haematinik (zat besi, folat atau vitamin B12)
  • Penyakit Crohn, penyakit celiac, arthritis reaktif, sistem imun yang lemah (HIV, prnyakit lupus), penyakit bechcet dan infeksi virus (penyakit kaki, tangan dan mulut)
  • Cedera atau kerusakan pada lapisan dalam mulut. Hal ini dapat terjadi akibat trauma antara lain bibir tergigit secara tidak sengaja, memakai kawat gigi, mengunyah makanan yang keras, trauma akibat menggosok gigi
  • Efek samping obat atau metode pengobatan seperti obat antiinflamasi non steroid (NSAID), kemoterapi dan radioterapi
  • Perubahan hormon biasanya dialami wanita (hubungan dengan tahap luteal menstruasi)
  • Alergi makanan dan juga karena mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu seperti makanan yang pedas  dan kopi
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung natrium lauret sulfat
  • Kondisi psikologi seperti gelisah atau stress
Sariawan umumnya dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Penanganan secara mandiri dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dialami seperti :
  • Minum menggunakan sedotan untuk mengurangi rasa sakit
  • menggunakan pasta gigi yang tidak mengandung bahan - bahan yang memicu iritasi seperti sodium laurel sulfat serta menggunakan sikat gigi yang lembut untuk menggosok gigi
  • menghindari semua yang menjadi faktor pencetus yang dapat memperparah sariawan
  • mengkonsumsi makanan yang lembut dan menghindari makanan yang keras, pedas, asam, asin atau minuman panas hingga sariawan sembuh
  • Menggunakan obat aloclair untuk mengurangi rasa sakit akibat sariawan dan mencegah sariawan semakin parah
Jika rasa sakit tidak dapat tertangani dengan penanganan mandiri atau ulser bertambah banyak / besar maka dapat dikonsultasikan ke dokter. Dokter dapat menganjurkan pemberian obat - obatan untuk merawat faktor predisposisi antara lain : larutan kumur klorheksidin 0,2 % atau kortikosteroid topikal (hidrokortison hemisuksinat berbentuk gel 2,5 mg atau triamsinolon asetonide 0,1 % dalam orabase) atau larutan kumur tetrasiklin. Jarang digunakan steroid topikal yang lebih kuat misalnya betametason



Monday, 2 April 2018

Hand, Foot & Mouth Disease (HFMD) / Flu Singapura : Penyebab, Gejala dan Penanganan


PENYAKIT KAKI, TANGAN & MULUT (KTM)
FLU SINGAPURA
HAND, FOOT & MOUTH DISEASE (HFMD)

Penyakit Kaki, Tangan & Mulut (KTM) / Hand, Foot & Mouth Disease (HFMD) adalah suatu demam mirip flu disertai ulkus (luka) di mulut dan papula (bintil atau lentingan) di telapak tangan dan telapak kaki biasanya bersifat swasirna (bisa sembuh sendiri). Penyakit ini terutama menyerang balita dan anak - anak dibawah usia 10 tahun namun juga dilaporkan terjadi pada orang dewasa.

Penyakit ini lebih dikenal dengan nama flu Singapura. Mengapa penyakit ini dinamakan atau disebut flu Singapura karena penyakit ini pernah merebak disana, tepatnya belasan tahun silam atau pada tahun 2000.



Gejala / Tanda Klinis :
  • Demam selama 2 -3 hari
  • Anoreksia (gangguan makan)
  • Malaise (kondisi umum yang lemas, merasa kurang fit)
  • Sakit pada abdomen ( bagian antara dibawah dada hingga bagian atas paha)
  • Ulcer (luka) rongga mulut mirip stomatitis herpetiformis (sariawan) tetapi mengenai mukosa labial ( mukosa bibir bagian dalam rongga mulut) dan bukal (pipi bagian dalam rongga mulut) tidak ada gingivitis (keradangan pada gusi). Dalam beberapa hari ditemukan terutama pada telapak tangan dan kaki
Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) / Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (KTM) diawali dengan demam, nyeri tenggorokan / menelan, nafsu makan yang menurun dan nyeri atau tidak enak badan. Setelah demam 1 - 2 hari timbul bintik - bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal dibagian belakang langit - langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian 1 - 2 hari timbul juga ruam - ruam dikulit dan bintik - bintik merah di telapak tangan dan kaki. Meskipun pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan. 

Orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimptomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini.

Pengobatan :
Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan pemberian konsumsi makanan & cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas gizi yang tinggi serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika diperlukan. Jika didapati terjadinya gejala super infeksi akibat bakteri diperlukan antibiotika.

Keparahan :
Untuk pasien dengan kondisi tubuh yang baik, penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya selama 7 - 10 hari sejak gejala timbul. Namun komplikasi yang berbahaya juga dilaporkan meliputi miokarditis, pneumonia, meningitis, ensefalitis hingga kematian. Infeksi pada kehamilan trimester pertama (bulan ke 1-3) dapat menyebabkan keguguran spontan atau pertumbuhan janin yang tidak normal.

Edukasi :
  • Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan
  • Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan dan pencegahan penularan lebih luas
  • Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan
  • Jangan memecahkan vesikel
  • Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan anggota keluarga lainnya
  • Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi, sayur sayuran berkuah, jus buah segera setalah rasa nyeri dimulut berkurang
  • Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan untuk mengurangi rasa sakit sebisa mungkin cairan yang isotonis dan isohidris


INDIKATOR MUTU PUSKESMAS (INM, IMPP, IMPEL)

  ·          Indikator mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kese...