FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
- FMEA dilakukan atau dikerjakan jika tidak ada kejadian, tetapi kita akan memperbaiki suatu sistem agar meminimalkan resiko yang terjadi
- FMEA adalah suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur/SOP secara rinci dan mengenali model – model adanya kegagalan atau kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan atau kegagalan dengan mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat dari kegagalan atau kesalahan dan mencari solusi dengan melakukan perubahan desain atau prosedur.
- Langkah – langkah melakukan FMEA :
- Membentuk tim FMEA : orang – orang yang terlibat dalam suatu proses
- Tetapkan tujuan, keterbatasan dan jadwal tim
- Tetapkan peran dari tiap anggota tim
- Gambarkan alur proses yang ada sekarang
- Kenalilah failure modes pada proses tersebut
- Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk tiap model kesalahan atau kegagalan
- Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk tiap model kesalahan atau kegagalan
- Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan atau kegagalan :
- Sering tidaknya terjadi (Occurance) : (OCC)
Nilai
|
Penjelasan
|
Pengertian
|
10
|
Kemungkinan terjadinya dapat dipastikan
|
Kesalahan terjadi paling tidak sekali sehari atau hampir setiap saat
|
9
|
Hampir tidak dapat dihindarkan
|
Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
|
8
|
Kemungkinan terjadinya sangat tinggi
|
Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak seminggu sekali
|
7
| ||
6
|
Kemungkinan terjadi tinggi sedang
|
Kesalahan terjadi sekali sebulan
|
5
| ||
4
|
Kemungkinan terjadi sedang
|
Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tiap tiga bulan
|
3
| ||
2
|
Kemungkinan terjadi rendah
|
Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali sehari
|
1
|
Kemungkinan terjadi amat sangat rendah
|
Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang ingat kapan terakhir terjadi
|
- Kegawatannya (Severity) : (SV)
Nilai
|
Penjelasan
|
Pengertian
|
10
|
Amat sangat berbahaya
|
Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan kerusakan sistem tanpa tanda - tanda yang mendahului
|
9
|
Sangat berbahaya
|
Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera berat/permanen pada pelanggan atau gangguan serius pada sistem yang dapat menghentikan pelayanan dengan adanya tanda yang mendahului
|
8
| ||
7
|
Berbahaya
|
Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang dengan tingkat ketidakpuasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan ganggang sistem yang membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang yang signifikan
|
6
|
Berbahaya sedang
|
Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidakpuasan pelanggan dan/atau menimbulkan masalah besar pada sistem
|
5
| ||
4
|
Berbahaya ringan sampai sedang
|
Kesalahan menyebabkan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi dirasakan mengganggu oleh pelanggan dan atau menyebabkan masalah ringan pada sistem yang dapat diatasi dengan modifikasi ringan
|
3
| ||
2
|
Berbahaya ringan
|
Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan tidak menyadari adanya masalah tetapi berpotensi menimbulkan cedera ringan atau tidak berakibat sistem
|
1
|
Tidak berbahaya
|
Kesalahan tidak menimbulkan cedera tidak berdampak pada sistem
|
- Kemudahan untuk terdeteksi (detectability) : (DT)
Nilai
|
Penjelasan
|
Pengertian
|
10
|
Tidak ada peluang untuk diketahui
|
Tidak ada mekanisme untuk mengetahui kesalahan
|
9
|
Sangat sulit diketahui
|
Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi yang menyuluruh, tidak feasible dan tidak segera dapat dilakukan
|
8
| ||
7
|
Sulit diketahui
|
Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi manual atau tidak ada proses yang baku untuk mengetahui, sehingga ketahuan karena kebetulan
|
6
| ||
5
|
Berpeluang sedang untuk diketahui
|
Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak otomatis atau dilakukan secara sampling
|
4
|
Berpeluang tinggi untuk diketahui
|
Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak otomatis
|
3
| ||
2
|
Berpeluang sangat tinggi untuk diketahui
|
Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis
|
1
|
Hampir dipastikan untuk diketahui
|
Ada proses otomatis yang akan menghentikan proses untuk mencegah kesalahan
|
- Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkali : OCC X SV X DT
Modus - modus kegagalan/kesalahan
|
Penyebab terjadinya
|
Akibatnya
|
Kemungkinan terjadinya (O=Occurrence)
|
Tingkat keparahan (S = Severity)
|
Kemudahan dideteksi (D= Detecability)
|
Risk Priority Number (RPN) RPN = OxSxD
|
Solusi
|
Indikator untuk mengukur keberhasilan dari solusi
|
- Tentukan batasan Cut Off Point RPN yang termasuk prioritas
- Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action / solution)
- Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
- Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
- Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan
- Menetapkan “ Cut Off Point “ dengan Pareto
Modus Kegagalan / Kesalahan
|
RPN
|
Kumulatif
|
Persentase Kumulatif
| |
Modus 1
|
320
|
320
|
26.40%
| |
Modus 4
|
270
|
590
|
48.70%
| |
Modus 3
|
240
|
830
|
68.60%
| |
Modus 2
|
160
|
990
|
81.80%
|
Cut off point
|
Modus 6
|
100
|
1090
|
90.10%
| |
Modus 5
|
80
|
1170
|
96.70%
| |
Modus 7
|
40
|
1210
|
100%
|
Jadi yang harus ditindaklanjuti dengan solusi adalah modus 1, modus 4, modus 3, modus 2
Berikut tulisan FMEA Ruang Farmasi, FMEA Loket Pendaftaran, FMEA Laboratorium & FMEA Ruang Kesehatan Gigi
Tulisan nya sangat membantu, makasih banyak ya
ReplyDeleteAlhamdulillah, kembali kasih mommi teguh...
Deleteassalamualaikum ka. maaf saya boleh konsul gak, soalnya saya ada yang belum paham tentang perhitungannya, boleh gak saya minta nomer WA nya biar bisa di chat. atau nggk kaka bisa chat saya di nomor ini 089691085282. mohon bantuannya yah ka.. terimakasih
Deletekak penentuan kriteria pada setiap model kesalahannya itu kita buat sendiri untuk setiap studi kasus ya? atau sudah ada standarisasinya?
ReplyDelete